Titik Dua Apostrof

Sumber : Internet



Bagiku, titik dua apostrof adalah sebuah symbol yang menggambarkan seseorang yang sangat tegar. Hati boleh hancur, tapi ekspresi wajah tidak. Entah apa yang ada dipikiran orang ini, mungkin dia berpikir jika dia mengeluarkan ekspresi yang frontal dan extrim hanya membuang-buang waktu dan mempermalukan dirinya sendiri. Karena itu dia memilih “cukup dengan meneteskan air mata lalu beranjak pergi”. 
Berbeda dengan titik dua apostrof buka kurung, menggambarkan seseorang yang sangat sedih, menangis seakan-akan tidak sanggup menerima kenyataan dan cenderung menyalahkan orang lain. Titik dua apostrof tutup kurung, menurutku symbol ini menunjukkan sosok seseorang yang sedikit munafik. Menyembunyikan kesedihannya dengan tersenyum padahal dalam hati tidak rela. Tangisan seperti ini memang cepat berhenti, tapi setelahnya…mungkin bisa berlanjut.
Pernah ada seorang teman, jika kuamati dia masuk dalam golongan titik dua apostrof. Dia adalah wanita tangguh melebihi aku. Dewi Pratiwi.  Wanita manis dan cerdas, sekaligus seorang secret admirer. Yang membuatku heran, ternyata Tuhan masih menyisakan manusia seperti Dewi. Dia sangat mencintai seni, mungkin karena itulah sifatnya lemah lembut. Walaupun sedikit tidak nyambung, tapi aku merasa hobi dan sifat saling berhubungan.
Kami kuliah di universitas berbeda. Aku  belajar tentang teknik mesin, dan Dewi, aku tidak tahu pasti jurusannya. Yang jelas dia sering mendesain baju dan melukis. Aku kurang mengerti seni. Hehe
Dewi bukan wanita yang mudah jatuh cinta, tapi intinya dia menyukai seorang laki-laki yang kuliah 1 fakultas denganku. Entah sejak kapan Dewi menyimpan perasaan kepada laki-laki ini. Aku baru mengetahuinya secara tidak sengaja ketika aku masuk ke kamar Dewi dan melihat lukisan laki-laki yang aku kenal dikamarnya. Lukisannya belum selesai, tapi aku bisa mengenali karena lukisan Dewi memang inah dan terlihat real. Dengan tersipu malu, Dewi bercerita bahwa Bimo adalah cinta pertamanya. Dewi sendiri tidak tahu alasan pasti mengapa dia jatuh cinta pada sosok Bimo.
Selama ini Dewi mencari tahu seluk-beluk Bimo. Dia tau segalanya tentang Bimo. Suatu ketika, Dewi pernah memintaku untuk mendekatkan dia pada Bimo. Aku mengabulkan keinginannya. Tapi aku tidak ingin membuat Dewi terlihat mengemis cinta Bimo. Akupun mengeluarkan trik-trik ajaib dan berhasil mendekatkan mereka. Hahaha
Bimo pun jatuh cinta pada Dewi. Hubungan mereka sangat harmonis. Tapi ini bukan akibat dari ulahku. Karena aku sama sekali tidak ingin menjadi mak comblang. Karena dari awal sesuai permintaan Dewi, tugasku hanya membuat mereka menjadi dekat dalam artian, mereka berkenalan secara tidak sengaja. Ya, aku membuat perkenalan itu seakan-akan terjaid secara tidak sengaja.
1-2 bulan, aku lihat hubungan mereka baik-baik saja. Namun bulan ke 3,4,5 mulai terjadi pertengkaran kecil antara mereka. Disini kuamati, justru saat pertengkaran terjadi karena sifat Bimo yang kekanak-kanakkan. Dan Dewi lah yang selalu bersabar menghadapi Bimo. Aku tidak paham, mengapa Bimo yang bersikap seperti ini? Yang kutahu dalam suatu hubungan, laki-laki lah yang biasanya memiliki pemikiran lebih dewasa. Hingga suatu ketika, aku bermain kerumah Dewi, melihat dia mendesain sebuah gaun yang cantik.  Dia bilang padaku, “Hmm…kalau nanti hubunganku dengan Bimo bisa berlanjut ke Altar pernikahan aku akan mengenakan gaun ini. Bagaimana menurutmu?”
“kurang seksi nih gaunnya. Hahaha. Coba dibuat belahan dadanya terbuka sedikit, dan bagian bawah dibuat menjuntai panjang 2 meter di belakangnya”Jawabku sedikit ngaco tapi serius.
“Aku masih belum pede pakai gaun terbuka seperti itu. Lagipula biarpun kamu bilang gaun ini kurang seksi, di mata Bimo aku selalu terlihat seksi tau”Kata dewi
Ditengah-tengah candaaan aku dan Dewi, tiba-tiba Bimo mengirimkan pesan singkat
“Dewi aku mau ketemu kamu. Penting. Tolong datang jam5 di Central Park”
***
Keesokan harinya, Dewi datang ke rumahku.
“Bimo mengakhiri hubungan kami”
“Serius wi? Kenapa?”
“Dia nggak bisa melanjutkan hubungan denganku. Dia bilang aku terlalu baik buat dia” Jawab Dewi sambil tersenyum kecil.
Aku sedikit merasa bersalah karena bagaimanapun  juga, aku berperan dalam hubungan mereka yang kandas ini. Aku seharusnya tidak semudah itu mendekatkan dewi dengan Bimo, teman 1 fakultasku yang tidak kukenal baik.
Dewi, aku minta maaf ya.
Eh jangan minta maaf dong. Yang salah kan aku. Aku udah cerita kalau aku tau betul tentang dia, tapi nyatanya aku tidak tahu sifat aslinya. Hehe 
Kulihat mata Dewi berkaca-kaca dan aku memeluknya.
Dewi, yang sabar ya. Aku yakin kamu akan menemukan seseorang yang jauh lebih baik dari Bimo. Aku ngga habis pikir kenapa sih Bimo brengsek banget ?!
Hush. Jangan bilang gitu dong. Dia kan mantan terindahku juga. Mungkin dia masih mencari jati diri, hmm…atau aku kurang seksi. Hahahaha. Aku ikut tertawa sejenak lalu terdiam. Teringat percakapanku yang sedikit meledek gaun desainnya yang kurang seksi.
6 Bulan berlalu….dan tiba-tiba Bimo membagikan undangan ke kampus kami. Ternyata Bimo akan menikah dengan Naomi, seorang mahasiswi Manajemen Bussiness. Dibandingkan Dewi yang manis dan sederhana, Naomi memang lebih cantik dan seksi. Tapi yang kutahu dari kabar-kabar burung, dia agak nakal. Aku baru sadar, Tuhan memang adil. Seorang badboy (menurutku) seperti Bimo, jodohnya pasti bad juga. Dan yang membuatku sedikit jengkel, dia tidak mengundang Dewi!
Jika ini terjadi padaku, mungkin aku akan bernyanayi pada Bimo… “Just gonna stand there and watch me burn, that’s allright because I like the way it hurts”
2 hari sebelum pernikahan Bimo, Dewi memintaku untuk menjadi sopir pribadinya. Dia mengarahkan jalan ke rumah Naomi. Aku tidak tahu jika itu rumah Naomi. Kulihat Dewi membawa kotak dengan pita pink, seperti kotak hadiah. Aku sempat bertanya tentang kotak itu, tapi Dewi tidak memberikanku jawaban yang memuaskan. “Sudah, lihat saja waktu hari H nanti ya”
Aku sama sekali tidak paham waktu itu.Aku memang sedikit bodoh dan memilih diam saja.Sesampainya di sebuah rumah di komplek elite, Dewi menyuruhku untuk tinggal didalam mobil. Aku meng iyakan saja karena aku juga sedang sibuk BBM-an dengan teman-temanku.
***
Keesokannya, Secara mendadak Dewi pamit padaku. Dia pindah kuliah di Lyon,Perancis. Aku sempat mengira bahwa Dewi becanda. Tapi ternyata tidak. Semua ini terjadi begitu cepat. Banyak kejutan yang terjadi di bulan ini. Aku menangis dan memeluk Dewi begitu erat. Aku merasa kehilangan seorang teman baik.
***
Di Hari pernikahan Bimo dan Naomi, sejujurnya aku malas menghadiri pesta pernikahan mereka. Tapi karena teman-teman kampusku memaksaku, akhirnya aku datang.
Saat kedua mempelai mulai memasuki gereja, aku merasa ada sesuatu yang ganjil. YA! Gaun itu! Aku mengenali bahan kainnya. Terbuat dari dominasi kain brokat dan kain mengkilap yang tidak kuketahui jenisnya. Dibagian atas didesain dengan belahan dada yang sedikit terlihat, Bagian bawah dengan kain menjuntai yang panjang, sekitar 2 meter dibelakangnya. Pita pink di belakang pinggangnya mengingatkanku pada pita yang ada di kotak hadiah milik Dewi.
OMG…! Dewi. I don’t understand whats on your mind.
Sepanjang acara, aku memperhatikan keindahan gaun buatan Dewi.
***
3 Tahun Berlalu, Aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Dewi. Kami memiliki kesibukan masing-masing sekarang. Terakhir kudengar dia menikah dengan seorang laki-laki di Belgia yang bekerja di Perancis. Lalu dia pun pindah dari Perancis ke Belgia bersama suaminya, dan mengubah kewarganegaraannya. Aku berharap suatu saat aku bisa bertemu Dewi, di Belgia…

Balikpapan, November 2012

This entry was posted on Minggu, 11 November 2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Blogroll

Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software

Popular Posts

Search This Blog