Hari Ini, 27 Desember 2012.
***
Semoga hari ini bisa menjadi pengingatku ketika aku mulai
bahagia. Ketika aku mulai sedikit berbahagia aku harap aku bisa teringat akan
hari ini agar aku bisa segera menyudahi bahagia itu.
Aku mungkin memang ditakdirkan seperti ini. Hmm…no problem.
Paling tidak di kehidupan selanjutnya *shit lagi-lagi mata kelilipan* *Tuhan, kuatkan aku untuk mengetik ini*
(lanjut yaaa)…..di kehidupan selanjutnya aku bisa meraih apa
yang aku inginkan, karena pada kehidupan itu (semoga saja) tidak lagi memandang
sebuah perbedaan.Ya, Perbedaan adalah keindahan, Persamaan adalah kekuatan. Aku benci perbedaan.
Dia selalu membakar helaian kebahagiaan yang
baru muncul namun belum sempat aku sentuh.
Semakin lama, perbedaan semakin brutal dan jeli
memperhatikan helaian kebahagiaan yang kian menyusut. Belum apa-apa, terbakar.
Baru sedikit bibir ini tersenyum,lenyap seketika.
Mungkin saja Tuhan memberiku teguran melalui Skenario cerita
dalam sinetron yang sering aku cemooh karena ceritanya terlalu jahat dan
diskriminatif. Sekarang aku masuk dalam cerita ini. Nyata. Lebih buruk dari
sinetron yang bersifat fiktif.
Perbedaan keyakinan sejauh ini aku selalu berusaha untuk
tidak terjerembab. Aku juga pernah sengaja membuat seseorang yang berbeda
keyakinan membenciku. Mungkin sampai sekarang dia masih membenciku. Aku lebih
mencintai Tuhanku, dan aku tidak ingin cintaku semakin rumit suatu hari. Maaf…
Perbedaan yang lain, perbedaan pendapat dan pemikiran antara
aku dan keluarga. Aku tidak memiliki kekuatan untuk membicarakan hal ini
terlalu detil. *Aku engga mau kelilipan
lagi* hehehe
Uhuk!
Aku sedikit mengerti tentang apa itu “cinta buta” dan “kosong”
sekarang ini. 2 hal yang sebelumnya hanya aku anggap kata tanpa makna. Cinta
itu tidak melulu soal kedudukan,profesi,materi dan derajat. Tapi menurutku
pribadi, cinta itu…..ngg….anu….maaf aku juga kurang pandai menjelaskan apa itu
cinta dengan kata-kata manis. Yang jelas Cinta itu…..mmm….aku binguuuuung. Huaaaaa.
Aduh….apa yah????
CUKUP BASA-BASINYA!!! Intinya cinta itu buatku adalah kenyamanan, kecocokan,
tertawa, tersenyum, perhatian, ketulusan, saling menjaga, tatapan mata yang
menghipnotis, merasa terlindungi dan teman sepermainan dalam membangun sebuah
istana pasir. That’s all.
Sebagian besar keinginanku tercapai sedikit demi sedikit,
tapi satu keinginan ini yang nyata sekali tidak akan pernah bisa aku capai sampai
namaku tertulis di batu nisan :’) Finally aku menjadi kosong. Kosong. Kosong. Kosooooooooooooooooooooong.
Lalalalalaaaaa.
Semakin lama semakin kosong. Apa ini salah satu penyebab aku
memiliki gejala introvert-wannabe? Kekosongan membuatku tidak begitu tertarik dengan
orang-orang. Kadang di tengah keramaian/aktivitas orang-orang, aku merasa roh
ku terbang entah kemana. Yang ada hanya raga yang terdiam. Lalu aku menjadi
linglung seperti orang bodoh, seperti anggapan mereka selama ini. Mungkin ya,Mungkin.
Pernah juga aku merasa minder kepada mereka. Aku merasa
tidak pantas berkumpul dengan mereka. Malu, malu pada diri sendiri yang tidak
dapat berbuat apa-apa.
Pada akhirnya, mencoba menciptakan sebuah pemikiran positif.
Seperti layaknya anak-anak labil, pemikiran ini tidaklah stabil. Sesaat cukup
membantu untuk menghibur diri agar mampu menerima kenyataan, namun dilain hari justru
sulit kupercaya hingga membuatku terpuruk karena terbesit keinginan yang hanya
mampu bergejolak dalam hati.