Hai Darl, Aku lagi
lunch nih. Eh kenapa ya, akhir-akhir ini aku kalo makan siang nasinya engga
pernah habis ? Biasanya kan aku makan pake porsi kuli. Beneran kurus kering
lama-lama badanku kalo begini terus. Ini semua gara-gara kamu yang suka nambahin beban pikiran aku nih.
Hahaha. Becanda.
kamu lagi apa? Masih menikmati cuti yah? Enak banget -__-
aku mau cuti aja susah. Gimana ngga susah, Tanggal yang pas susah ditemui,
harga tiket juga mahal. *Loh kenapa jadi ngomongin tiket?* Oia yah, kamu kan waktu itu nyuruh aku telpon kamu kalo aku ke
kotamu. #absurd.
Jadi karena itu, Kata “cuti” sekarang tersubtitusi dengan
“kotamu”. Masih bimbang sih, Kalo dipikir-pikir untuk apa aku jauh-jauh buang
tenaga,waktu,dan uang hanya untuk ke kotamu ? Memangnya kamu siapa, Darl?
Bukannya peritungan sih, Cuma dipikir aja, hidupmu sudah hampir sempurna
disana, untuk apa harus diikunjungi oleh sebuah parasit.
Hmm…Kalo gitu, aku ubah mindset aku deh, Kata “cuti”
disubtitusi dengan “Ibukota”. Ya, paling engga, sudah tidak ada lagi sangkut
pautnya dengan kamu J.
*Cerdas* :D
Jadi kalo misalnya aku ke ibukota, engga sengaja lihat kamu
dan sejuta kebahagiaanmu, aku tidak perlu merasakan sakit. Karena yang aku tuju
adalah ibukota, bukan kamu. Hahaha…lama-lama aku seperti Jareth dengan motto
hidupnya nih, “Aku Jareth, Pecundang, Pengecut dan tidak ingin merasakan
sakit”. TAPI, bedanya ada pada keempat
dan kelima. aku tidak pecundang dan pengecut seperti Jareth.
Kenapa kamu tertawa? Tidak terima dengan kata-kataku tadi? Masih
ingat tidak, malam itu sebelum kamu menjalani operasi, kamu bersikap
menyebalkan, kamu sibuk dengan gadgetmu, Dan lampu mobil belakangku menabrak
dinding tembok depan kosanmu karena aku terlalu bodoh memikirkanmu.
Setelah aku sampai dirumah, kekesalanku meningkat drastis
dan aku mulai ngomong panjang lebar dengan tentang penilaianku ke kamu selama
ini. Saat itu aku merasa menjadi wanita paling gentle dan pemberani untuk
mengatakannya secara blak-blakan. Lucunya, kamu sama sekali tidak menganggap
serius kata-kataku. Lucu kalau diingat-ingat.
Eh tau ngga, Aku masih tidak percaya atas beberapa stetement
kamu yang mengandung setitik pengharapan. Aku yakin itu hanya bualan klasikmu.
Aku lebih percaya hati kecilku yang selalu waspada dan berprasangka buruk
terhadap segala hal.
Tapi jangan salah kaprah dulu, Darl. Prasangka burukku ini
tidak berbahaya dan membahayakan orang lain. Tidak seperti prasangka burukmu
dan prasangka orang-orang kebanyakan loh. Prasangka ku hanya sebatas Cukstaw,
tanpa ditindak lanjuti dengan damprat-an. Aku mencintai kedamaian disamping
berusaha keras untuk memahami.
Berbeda dengan kalian, yang terus-menerus ingin mengorek
prasangka itu lebih dalam, dibentuk sedemikian rupa sampai membentuk gumpalan paradigma
negatif, lalu menghalalkan segala cara menimbulkan konflik untuk menjatuhkanku.
Setelah itu kalian menari dan tertawa lepas atas kemenangan yang baru diraih.
Ops. Aku salah lagi ya, Maaf. Lagi-lagi kamu benar, Darl.Bahwa aku suka
menjudge orang lain serendah itu. Arrghh. Mulut ini sulit dikontrol, Darl.
Baiklah, kita bicarakan hal lain saja.
Hari ini adalah hari terakhir Supervisorku bekerja. Sayang
sekali, Padahal dia adalah inspirasi yang memotivasiku untuk bisa bertahan
dikantor ini yang penuh dengan tekanan. Bahkan ada yang bilang kalau dia adalah
bos berhati malaikat. Bagiku, dia adalah bos tersabar yang pernah aku temui
selama aku bekerja.Tidak pernah sekalipun aku lihat dia marah. Setiap
permasalahan selalu dia sikapi dengan santai namun tetap bertanggung jawab.
Sayang tempat ini memang sarangnya kelicikan dan lempar kesalahan. Hmm…. Semoga
dia bisa mendapatkan lingkungan kerja yang jauh lebih baik dari ini.
Punggungku pegal. Aku
sudahi dulu ya. Aku ingin refreshing dulu dengan berkeliling di warehouse.
With Love,
Pohon Singkong