Goodbye Meri... My Sweetheart... My Sweety...

Sedih banget saya sebenernya. Pengen nangis tapi malu. Dulu ular jali sulphur saya namanya Jono. Mati gara-gara gak mau makan. Nangiss dah sampe mata bengkak, terus jadwal latian ngeband saya cancel padahal udah jauh hari direncanakan. *tsahh sok artis banget yak* haha
Kali ini saya harus lebih tabah, ikhlas, dan berjiwa besar melepas kepergian ular saya. Gak boleh nangis! Hiksssss. Ini demi kebaikan Meri. Kali ini Meri gak mati seperti Jono, tapi dia saya lepaskan kembali ke hutan.
Hampir setahun saya piara Meri. Dia adalah ular Colubrid Lokal dengan nama latin Ahaetulla Prasina atau biasa disebut ular pucuk/ular gadung. Dalam bahasa inggris disebut Oriental Whip-Snake. Ular pucuk ini terbagi lagi menjadi beberapa spesies. 3 spesies yang ada di indonesia, yaitu , Ahaetulla Fasciolata, Ahaetulla mycterizans dan Ahaetulla Prasina.

A. Fasciolata
A. Prasina
A. Mycterizans

Kembali lagi ke Meri. Saya ketemu dia gak jauh dari rumah saya. Rumah saya dan rumah om saya lumayan deket. Nah...istrinya si om kasitau saya kalo ada ular diseberang rumahnya. Kebetulan memang daerah rumah kita ini deket hutan. Tapi berhubung diseberang rumahnya ada lahan kebun, ya daripada ntar ularnya dibunuh mending saya keep aja. Yang saya suka dari Meri ini adalah karakternya, saya sempet takut sama dia. Karena waktu itu saya belum tahu ular ini lebih detail. Apalagi ada warga situ yang bilang "Kalo di jawa, pernah ada yang kegigit ular hijau sampe hitam tangannya".
Ternyata, dia anteng banget kalo udah dihandle. Ditambah lagi ukurannya yang lumayan panjang 1 meter lebih. Jarang ada ular pucuk sebesar itu. Ah pokoknya saya seneng keep dia karena kalem, gak tempramen, elegan tidak seperti retic wild caught yang suka nyosor. Setelah saya pikir-pikir ulang yang katanya warga kalo ular hijau ngegigit sampe bikin anggota tubuh yang tergigit bisa jadi hitam itu BUKAN ULAR PUCUK. Karena ular ini Low Venom (Memiliki tingkat bisa yang rendah). Jadi bisa saja ular hijau yang dimaksud itu Trimeresurus Albolabris Albolabris karena ular ini tergolong High Venom jenis hemotoxin. 


Oia Meri ini juga hebat. Hebat dalam hal menyimpan Sperma. Hahaha. sekitar 5 bulan saya keep dia, di suatu pagi yang standard dimana saya selalu malas pergi kekamar mandi kecuali terpaksa karena kebelet pipis, saya lewatin tuh kandang Meri. Gak ada yang aneh sih kelihatannya. Begitu selesai dari kamar mandi, saya pandangin satu-satu kandang ular. *Lho kok ada anak uler pucuk didalam kandangnya Meri ya? Oh...mungkin bapak nemu uler lagi terus dicampur disini* 
Kandang Meri kan dari box kontainer TTB (Transparan Tapi Burem), jadi mata saya gak sadar kalo dibagian atasnya ada uler-uler kecil yang gelantungan. *WHAAAATTT Meri beranak! Anaknya 9 ekor, 3 ekor mati karena sepertinya ketindis badannya Meri. Jadi sisa 6 ekor yang survive*

Itulah pengalaman saya pertama kalinya ngurusin baby-baby pucuk. Kecil-kecil galak, beda sama Meri. Mungkin itu bawaan sifat dari Ular pucuk yang jantan kali yee. Tapi teteuuup...namanya anak kecil mah wajarrr.Saya angkatin dah tuh anaknya Meri. Bersihin lendir-lendirnya. Alhasil saya telat kekantor. Yey! bodo amat.


Katanya seneng keep Meri, terus kenapa di release ke alam?
Berhubung waktu saya lebih banyak dikantor, dan Meri MAKANNYA CICAAAAAK. AAAAAAAAK. Saya nggak sanggup :( Saya sayang sama Meri, tapi selama ini saya udah cukup berkorban menahan histeris............... ketika liatin bapak saya nangkepin cicak. Geliiiiiii. Berhubung cicak makin menipis disini, dan Meri sepertinya membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak karna ukuran badannya yang lumayan besar, yaudah saya lepasin aja biar dia bisa cari makan sendiri. Ini sudah lama saya pikirkan juga, dan hari ini 16 July 2013 saya siap dan berusaha ikhlas melepas dia. Sekali lagi demi kebaikan dia. Sebenarnya ada beberapa temen sesama reptiller yang mau keep Meri. Tapi, entahlah saya kok berat. Ada juga yang mau beli dia, tapi saya bilang gak dijual. Entahlah meskipun sesama pecinta reptil, saya lebih percaya kepada alam. Biarlah alam yang menjaga Meri. Dan jangan sampai Meri ketemu sama warga sekitar. Jangaaaaaaaaaan pokoknya lah!
Btw, waktu saya handle Meri disepanjang jalan mau ke hutan orang-orang yang liatin saya kok ngucap "astaghfirullah..astaghfirullah.." memangnya saya setan apa...? diucapin kek begitu.
Masa sama Meri aja takut...Meri kan anak baik. Gak pernah ganggu manusia :'( Yang ada manusia yang ganggu habitat Meri. -___-"

Ini nih wujud nya Meri :






Goodbye Meri, i'm gonna miss you so bad :') kembali pada habitatmu, kembali cari pasanganmu yang dulu, kembali berkembang biak, kembali menjadi predator sejati. Suatu saat, temui aku lagi ya :') *Muaaahhhh!

Note : Sekarang ada 3 kandang yang kosong. Isi ular apaan yah enaknya :)) 

This entry was posted on Selasa, 16 Juli 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Blogroll

Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software

Popular Posts

Search This Blog