Saya Sombong, Sombong dan Sombong



Saya lagi sibuk bicara di telepon sama supplier, dan tiba-tiba hape saya bunyi. Kalo ada nomor asing yang nelpon ke hape saya biasa saya gak mau angkat. Tapi karena saya pikir ini mungkin berhubungan dengan pekerjaan, ya saya coba angkat. Dan siapa yang nelpon ?

“Halo ?”

“Masih inget gak siapa aku?”

“Ini siapa ya?”

“Sombongnya eh mentang-mentang sekarang sibuk, blablablablalablablabla”

“Tapi ini siapa? Aku nggak ingat eh”

“Mungkin karena aku ganti nomor jadi kamu gak tahu. Tapi masa kamu gak kenal suaraku?”

“tapi aku beneran gak ingat. Ini siapa sih?”

“aku yang kerja di ######. sombongnya eh sekarang. Sombongnya..”
*Kemudian ngatain saya sombong mulu nih orang*
*Tiba-tiba telepon dimatiin*

Untung ini dikantor, kalo diluar mungkin si bangsat ini bakal saya maki-maki.  Nelpon orang, MAKSA UNTUK MENGINGAT DIA. HELOOOO SIAPA ANDA? APA UNTUNGNYA SAYA HARUS MENGINGAT SEMUA ORANG? HELOOOOOOO.
Auk ah gelap… puasa saya masih diterima apa enggak ni karena emosi  -__-
Saya bingung kok ada sih makhluk gak tahu diri model begini. Datang tak dijemput pulang tak diantar, nelpon orang pakai nomor asing maksa untuk ingat siapa dia dan ngata2in saya sombong berkali-kali. Temen sekolah? Gak mungkin lah. Se jahat-jahatnya temen saya kayaknya mereka gak mungkin berperilaku kampungan begini. Dan biasanya mereka bakalan kasitau nama mereka kalo saya bener-bener lupa. 
"Ini aku...si A. Hedeh..masa gak ingat ?"
"Oooh...kamu toh. iya aku udah inget nih. hehehe. Apa kabar?"
Bukankah jika seperti ini ngomongnya akan lebih baik?

Saya terus terang tersinggung dibilang sombong terus-terusan. Ini bukan orang pertama yang bilang kalau saya sombong. Salah saya apa? Saya gak pernah ganggu mereka tapi kenapa mereka mengusik hidup saya + dikata-katain sombong. Kok bisa sih dikatain sombong cuma karena gak ingat nama orang,.

***

Tahu apa sih mereka tentang saya? Didepan mereka saya gak pernah ngomong terlalu banyak, karena saya lebih memilih diam daripada salah ngomong dan menyakiti hati orang yang mendengar. Saya juga lebih menutup diri pada orang lain agar saya tidak terlalu sering dikecewakan oleh para penghianat. Ini demi kebaikan saya juga karena saya mudah sekali sakit hati, Siapa lagi yang bisa melindungi hati saya agar tidak mudah sakit, selain diri saya sendiri?
Saya hanya berbicara seperlunya ketika memang dibutuhkan. Saya gak pernah pamer-pamer sesuatu yang saya miliki secara berlebihan. Saya gak pernah mengurusi masalah mereka. Mulai kecil, saya ceroboh dan pelupa, gak cuma lupa nama orang, naroh benda aja sering banget lupa. Lantas saya sombong gitu? Hmmm
Seharusnya mereka bersyukur karena paling tidak saya gak mengganggu kehidupan mereka. Paling tidak populasi cecunguk bisa berkurang disekitar mereka kan? Bukankah hidup bisa lebih tenang tanpa ada pengganggu? Tapi kenapa pemikiran mereka terbilang absurd? Bodoh.


This entry was posted on Rabu, 24 Juli 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Blogroll

Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software

Popular Posts

Search This Blog