Dia Sudah Mati (Part 3)




Lanjutan dari Part 1 dan Part 2


Gwen menarik tangan kanan Stevano dengan paksa menerobos tanah lapang penuh rumput ilalang yang meninggi. Dengan langkah lebar ia membelah belantara ilalang yang menghalangi jalannya. Ia terus berlari tanpa henti, tanpa peduli, hingga langkahnya terhenti di sebuah tepi danau yang mengakhiri hutan ilalang itu. 

"Gwen…sebenarnya ada apa?” 
Nafasnya terengah-engah, mini dress nya basah karena keringat. Ia menjawab pertanyaan Stevano dengan senyum lebar dan sebuah pelukan. 

***
Wajahnya memerah. Jantungnya berdetak dengan cepat dan makin tidak terkendali sampai-sampai ia bisa mendengar suara jantungnya sendiri. Pelukan Gwen kali ini terasa lain dari biasanya bagi Stevano. Perlahan tangan kanannya mengusap kepala Gwen dan menghirup helaian rambut panjang yang wangi. Nyaman dan hangat. Mungkin itu yang sedang dirasakan Stevano saat ini. Dinginnya kabut pagi yang masih terlihat di sekitar danau tak mampu menyelinap dalam pori-pori kulitnya. Cinta bisa menguatkan...Juga bisa melemahkan.

“Stev, Malik melamarku” Ucap Gwen sembari menahan haru.
“Apa? Kak Malik melamarmu?” Tubuhnya seketika menjadi kaku. Tatapan matanya kosong dan jantungnya seakan berhenti berdetak. Tangan kirinya yang luwes mengepal sebuah kesedihan dengan kuat hingga otot lengannya menegang. Hati yang berbunga-bunga mendadak hancur. Ia telah salah mengira. 

“Selamat  ya, Gwen”  Tiga kata terakhir yang diucapkan Stevano dengan senyum tipis yang sangat dipaksakan. Terdengar lirih dan sedikit sumbang. Lantas ia berbalik badan dan pergi meninggalkan Gwen.
 

Before the story begins, is it such a sin,
For me to take what’s mine, until the end of time?
We were more than friends, before the story ends,
And I will take what’s mine,
Create what God would never design…


Sebelum cerita dimulai, apakah itu sebuah dosa,
Mengambil apa yang memang menjadi milikku, hingga akhir waktu?
Kita lebih dari teman, sebelum cerita ini berakhir,
Dan aku akan mengambil apa yang memang menjadi milikku,
Menciptakan apa yang belum pernah Tuhan rencanakan...

This entry was posted on Jumat, 29 Maret 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Blogroll

Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software

Popular Posts

Search This Blog