Wagler Pit Viper

Dulu sebelum saya pelihara ular ini, ternyata saya sudah duluan posting tentang Wagler Pit Viper klik di sini.
Tapi kurang lengkap deh kayaknya. *bingung harus jelasin dari mana*

nb : Ular ini berbisa tinggi, sehingga tidak diperuntukkan bagi pemula untuk di pelihara. Postingan ini hanya sekedar memberi informasi.

Di indonesia, Wagler Pit Viper hanya ada di 3 pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Sebelumnya Wagler dari ketiga pulau ini memiliki nama latin yang sama, yaitu Trimeresurus Wagleri lalu berubah menjadi Tropidoleamus Wagleri. Namun, sekarang nama latin tersebut hanya untuk Wagler lokality Sumatera saja.
Untuk Lokality Kalimantan dan Sulawesi, namanya diganti menjadi Trimeresurus Subannulatus.

Supaya ngga ribet menyebut ketiganya, saya menyebutnya wagler. Sifatnya nocturnal (lebih aktif pada malam hari) dan arboreal (waktu hidupnya dihabiskan kebanyakan di pohon) Ular ini masuk dalam golongan Tree Pit Viper/Viper Pohon.
Oia hampir lupa, Spesies dari Viperidae ini terbagi menjadi dua jenis. Yaitu Viper tanah, maksudnya viper yang terrestrial (contoh : Daboia Ruselli, Gabon Viper, Death Adder), Viper Pohon (Contoh : Puniceus, Wagler, Trimeresurus Albolabris, Insularis). <- ini baru contoh kecilnya aja.



Jenis bisa dari wagler adalah Hemotoxin, Merupakan racun yang menghancurkan sel darah merah, menyebabkan hemolysis dan kerusakan jaringan umum. Tingkat daya bunuh hemotoksin jauh lebih lambat dari pada neurotoksin. Neurotoxin ini lebih mematikan, menyerang sistem syaraf/otot. Bisa ini ada pada keluarga Elaphidae Contohnya Naja Sputatrix (Ular Kobra) dan Ophiophagus Hannah (King Kobra)

Wagler tidak hanya ada di Indonesia loh, di luar negeri juga ada. Seperti di Fillipine, Malaysia, Singapore dan beberapa negara di asia tenggara.
*Belum mau jelasin yang dari luar negeri. Takut galau kepengen punya*  hahahahaha

Untuk membedakan Wagler berdasarkan lokality nya, agak sulit untuk yang dari Sulawesi dan Kalimantan. Soalnya mereka ngga bisa ditanyain :( *iyalah*
Mereka (Sulawesi dan Kalimantan) kadang hampir sama sih warna dasarnya Hijau. Berbeda dengan Sumatera yang perbedaan warnanya mencolok dari pada yang lokality lain...Yatu Hitam.
Untuk kelamin jantan motifnya gitu-gitu aja (Warna hijau + banded tanpa perubahan warna bawaan baby). Makin sulit membedakannya kalo yang ini. -_-

Menurut opini saya, Kalau untuk kelamin betina jika sudah mencapai ukuran dewasa,  yang lokality Sumatera : warnanya hitam ijo dengan banded kuning.













Sulawesi : Hijau dengan banded biru+putih














Borneo : Kuning dengan banded hijau+biru


Borneo Paling Cantik kan..? :D


Sulawesi dan Sumatera sudah ada, tinggal cari borneo nya aja. Tinggal di kalimantan, tapi justru yang lokality Kalimantan saya belum punya :'(


Cara handling :
Menggunakan Hook/Grab Stick
Inilah cara yang aman dan safety. Gunakan hook/grab stick minimal 1-1.5 meter untuk jarak aman. Dirumah saya panjangnya sekitar 1.2meter. Mungkin ada yang berpikir hook ukuran segini kepanjangan, tapi sekali lagi demi keamanan dan berhubung hook yang saya gunakan dirumah tidak hanya untuk wagler saja, ya gak papa deh :3 Mungkin aja suatu saat kalau ada kobra nyasar di rumah bisa pakai hook ini.
Saya belum punya grab stick, jadi saya kasitau cara pakai hook aja yah.
Arahkan hook ke bagian bawah perut wagler secara menyamping. Angkat perlahan tapi pasti. Kalau dia kaget, jangan ikutan kaget apalagi sampai ngelempar waglernya jauh-jauh. Jangan. Pokoknya jangan! -___-
Tetap tenang, ceep calm and..... you got it! Finally! Letakkan ke tempat yang dinginkan deh, misalnya diatas pohon atau, ke kandang, atau diatas patung pancoran.
Wagler tempramennya ngga terlalu agresif seperti Sumatranus atau Albolabris kok. Dan jangan takut dia akan loncat kearah wajahmu saat di hook. Karena dia bukan Death Adder yang bisa loncat. Yang penting, jangan terlalu dekat karena dia lumayan cepat untuk strike. Kalaupun memang kebetulan pelihara wagler yang hiperaktif, sebaiknya memiliki dua buah hook. Lebih bagus lagi, satu hook dan satu grab stick.

Menggunakan Tangan
Ini sangat sangat sangat tidak disarankan. Tapi, sebenarnya ada aja sih yang tetep nekat pake tangan :P
Hmm...Kasitau ngga yah? :3
Soalnya publish photo waktu handling pake tangan aja kadang dapat teguran. Apalagi kasitau cara handlingnya. Kalau mau handling, mending coba yang ukuran baby nya aja. Karena tidak terlalu berbahaya. Tapi harus diingat, ukuran baby sudah memiliki taring dan bisa!
Usahakan setenang mungkin, jangan dibikin kaget. Ambil kayu/pensil seukuran tubuh baby lalu angkat dan letakkan ular diatas telapak tangan. Biasanya dia nanti merayap-rayap, terus ekornya ngelilit jari kita. Nangkring deh.
Kalau bisa siang-siang aja handlingnya, jangan malam/ditempat gelap. Ingat mereka punya sensor yang mendeteksi panas.
*udahan ah jadi males kalo ngomongin ini* --" takut jadi masalah.
*lanjut kerja* *fokus*


Regards
PohonSingkong






This entry was posted on Minggu, 03 Maret 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

One Response to “Wagler Pit Viper”

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Blogroll

Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software

Popular Posts

Search This Blog